16 Januari 2009

Kelahiran Fathiya Sahda Khairunnisa (Sambungan)

Sampai di RS, aku langsung masuk ruang Observasi. Setelah dicek sama suster jaga, ternyata baru bukaan 1. oleh suster, aku disarankan untuk langsung ngamar aja, soalnya observasi akan dilakukan setiap 5 jam sekali. Jam empat pagi tanggal 14 Oktober, aku ngajak suami jalan-jalan sekitar RS, sambil nahan kontraksi yang rasanya sudah lumayan wah…..aku berharap pulang jalanjalan ada kemajuan bukaan rahim. Jam 5 pagi, suster kembali ngecek….Ternyata……baru bukaan 1,5…Ya Allaah kenapa lama sekali. Jam 10 pagi visiting pertama dokter….dokter langsung melakukan pemeriksaan dalam, dan…ya…..baru bukaan 2…dokter sama sekali belum menyarankan untuk diambil tindakan medis…dia hanya menyuruh untuk terus bersabar menunggu, karena menurut medis, kelahiran anak pertama berkisar antara 12-15 jam, jadi Insya Allah maghrib dah lahir. Aku juga masih semangat menunggu, meskipun harus menahan sakitnya kontraksi yang datang setiap 2 menit sekali, salah satu yang bikin aku semangat juga karena suport suamiku yang luar biasa besar…di selalu ada disampingku kecuali bila harus ke kamar mandi atau sholat. Singkat cerita, observasi yang dilakukan setiap lima jam sekali tidak menunjukkan kemajuan yang berarti, sampai 24 jam sejak pertama kali dilakukan observasi, bukaannya masih bukaan 2, berarti perkiraan dokter meleset…..jauh lebih lama dari yang diperkirakan. Jam 10 pagi tanggal 15 Oktober, Visiting dokter yang kedua, dokter kaget karena belum juga ada kemajuan. Akhirnya ia memutuskan untuk melakukan Induksi/drip, merangsang rahim untuk berkontraksi lebih kuat….Lebih kuat?????....begini sakitnya ternyata dibilang belum kuat? Ya kata dokter belum kuat karena belum berhasil membuka mulut rahim secara sempurna….aku pasrah aja….Dokter juga sangat optimis, setelah diinduksi akan terjadi kemajuan pesat….. 10 menit setelah dipasang induksi, aku merasakan sakit yang luar biasa, kontraksi yang sangat kuat setiap 1 menit sekali. aku berusaha sekuat tenaga untuk tidak berteriak, karena aku harus mengumpulkan tenaga untuk mengejan kelak bila bukaan rahim sudah lengkap. Aku hanya memegang erat tangan suamiku sambil terus mengucapkan zikir yang dibisikkan suamiku. Satu jam kemudian ketuban pecah, sudah berwarna hijau keruh. Dokter masih belum juga melakukan tindakan, ia hanya melakukan pemeriksaan dalam…..dan………masih bukaan 3…..ya Allah masih panjang sekali jalan untuk menuju bukaan 8 atau 9…..dokter masih juga menyarankan untuk menunggu 4-5 jam lagi, kalau tidak ada kemajuan juga, baru diambil tindakan cesar. 4 jam kemudian (jam 13.00), aku sudah mulai kehabisan tenaga karena berjuang melawan sakitnya kontraksi, juga karena sudah 2 hari malam tidak tidur. Bahkan di sela-sela kontraksi, aku seperti kehilangan kesadaran. Suamiku pun juga seperti telah kehilangan harapan bahwa aku bias melahirkan normal, akhirnya ia menghubungi dokter dan minta agar induksi dihentikan dan segera dilakukan cesar, karena ia sudah tidak sanggup lagi melihat kondisiku, akupun juga dalam kondisi yang sangat lemah. Dokter akhirnya mengalah…ia segera memerintahkan suster dan tim dokter lain untuk mempersiapkan operasi. Beberapa menit sebelum masuk ruang operasi, dokter ternyata masih penasaram untuk melihat perkembangan bukaan rahimku….hmmmm….dokter yang baik hati, kalo dokter lain mungkin dari kemaren aku sudah dioperasi, dialah Dr. Rahajeng, S.POG. Setelah dicek……Masya Allah….baru bukaan 4…..ini sudah 38 jam sejak bukaan 1….waktu yang sangat lama….Dokter akhirnya mantap untuk melakukan Cesar…. Jam 14.30 masuk ruang operasi. Alhamdulillah berkat pertolongan Allah, SWT, dengan didampingi Suamiku, Tim dokter dan perawat….. tanggal 15 Oktober 2008, jam 15.15, lahirlah putri kecilku, putih bersih…..montok….berat 3,2 kg, panjang 52 cm…..setelah dibersihkan dan di azankan suamiku, langsung didekatkan ke wajahku, aku cium pipinya yang putih bersih….Subhanallah….ini semua kuasa Allah yang telah menciptakan makhluknya sedemikian indah….hilang sudah rasa sakit yang aku rasakan, berganti rasa bahagia yang tak terlukiskan….. Ya Allah….semoga aku bisa menjadi ibu yang baik untuk anakku, semoga aku bisa menjaga amanahmu….putriku….Fathiya Sahda Khairunnisa…yang berarti sebaik-baiknya wanita yang cantik, elok, dan selalu menjadi pemenang, pemenang melawan hawa nafsu dirinya sendiri, pemenang melawan kebatilan dan menegakkan yang hak, pemenang dalam perjuangan memperebutkan tempat yang terbaik di sisi-MU kelak. Insya Allah. Terima kasih yang tak terhingga untuk belahan jiwaku, suamiku tercinta, yang dengan penuh kesabaran dan kasih sayang mendampingiku selama proses kelahiran, serta terima kasih yang tak terhingga pula untuk ayah bundaku atas segala do’a dan dukungan semangat yang tak pernah henti diberikan kepadaku.

Comments :

3 comments to “Kelahiran Fathiya Sahda Khairunnisa (Sambungan)”

Jadi terharu aku mbak :) kalo aku mungkin dah nyerah, merasakan sakitnya minta ampun (:

Anonim mengatakan...
on 

Dear mba Lia n mas Heru..

Papah, mamah and ade baru aja buka blognya fathiya nh...

Salam buat Fathiya...

Semoga lakas ganalll...

Anonim mengatakan...
on 

makasih kepada kaik dan ninik, ade dan risda yang telah menyempatkan diri mengunjungi blog fathiya,mamah dan ayah fathiya dalam menyajikan tulisan ini pertama memang unutk curhat dan berbagi cerita, bahwa makna hidup harus selalu bersyukur kepada Allah. :)

Anonim mengatakan...
on 

Posting Komentar