21 Oktober 2008

Kelahiran Fathiya Sahda Khairunnisa

Surga dibawah telapak Ibu, memang benar adanya, setidaknya setiap wanita akan menyadari hal itu ketika ia merasakan betapa beratnya perjuangan mengandung dan melahirkan seorang anak. Perasaan itu pula yang aku rasakan ketika mengandung dan melahirkan putri pertamaku. Lewat tulisan ini aku ingin sedikit berbagi mengenai pengalamanku ketika mengandung dan melahirkan putri pertamaku, Fathiya Sahda Khairunnisa.......Gini neeeeh ceritanya...... Masa-masa mengandung Fathiya adalah masa-masa yang sangat menyenangkan sekaligus menegangkan, karena sebelumnya aku mengalami dua kali keguguran karena janinku tidak berkembang (blighted ovum), bahkan aku pernah divonis mengalami kelainan bentuk rahim, dan hampir saja rahimku diangkat. Tapi Allah berkehendak lain, dua bulan setelah keguguran yang ke 2, Alhamdulillah aku dinyatakan hamil. Kehamilan yang dilalui dengan pengawasan ketat Dokterku, karena ancaman keguguran dan kelahiran prematur yang harus terus diwaspadai. Aku hanya bisa pasrah dan terus berdo'a agar diberikan yang terbaik, Alhamdulillah sampai minggu ke-36, kehamilanku berjalan baik, kondisi dan posisi janin juga bagus, sehingga dokter sangat optimis aku bisa melahirkan dengan normal.Akupun semakin giat melakukan hal-hal yang katanya bisa memperlancar proses kelahiran, mulai dari ngepel, nyuci, senam hamil, jalan kaki sampai juauuuuuuuh banget....semua aku lakukan demi kelancaran proses kelahiran bayiku. Mendekati tanggal kelahiran yang diperkirakan dokter (12 Oktober 2008), belum juga ada tanda-tanda kelahiran, seperti mules dll...pada waktu kontrol terakhir tanggal 5 Oktober 2008, dokterku bilang setidaknya kita tunggu maksimal 1 minggu setelah tanggal perkiraan kelahiran, kalau tidak ada juga tanda2 kelahiran, maka harus diambil tindakan medis. sebab kehamilan yang melewati usia 40 minggu, fungsi plasenta sudah mulai berkurang. sekarang kehamilanku sdh 41 minggu. dokter memberikan dua opsi, yaitu Induksi atau cesar. Namun ia mengembalikan pilihan opsi itu kepada aku dan suamiku...jadilah kami berdua bingung. setelah panjang lebar berdiskusi aku dan suami akhirnya memutuskan untuk mencoba dulu kelahiran secara normal, apabila tidak berhasil, baru dilakukan cesar. mengingat posisi bayiku yang sudah mendekati jalan lahir. hari-hari terakhir kehamilanku kulalui dengan harap2 cemas, cemas karena aku belum juga merasakan mules. Entah dari mana awalnya tiba-tiba aku punya ide untuk memakan makanan yang sangat pantang dimakan ibu hamil...Durian....dalam fikiranku, ibu hamil dilarang makan durian karena mengandung alkohol tinggi dan bisa menyebabkan keguguran, kalau aku memakannya sekarang, siapa tau bisa menimbulkan kontraksi. aku benar-benar ingin melahirkan secara normal. tanggal 11 oktober, suami membelikan durian yang langsung aku santap habis 1 biji. Benar saja, besoknya tanggal 12 Oktober pagi (tepat hari perkiraan kelahran), aku mulai merasa mules-mules, jam 4 sore dianter suami sama ortu ke dokter....setelah diperiksa dokter, katannya bukaannya masih sangat kecil, bahkan belum masuk bukaan satu, trus katanya lagi secara medis, jalan yang harus dilalui untuk mencapai bukaan lengkap masih sangat panjang, bisa 2-3 hari........haaaaah....nggak kurang lama tuh...tapi dokter juga bilang bahwa segala kemungkinan bisa saja terjadi, termasuk bukaan maju secara cepat. alhasil dokter hanya meminta aku untuk menunggu. Malamnya sekitar jam 21.00, ketika BAK, aku menemukan bercak darah di CD, naah inilah tanda kelahiran itu, aku berfikir, wah mungkin ini yg dikatakan dokter segala kemungkinan bisa saja terjadi. beberapa saat kemudian aku mulai merasakan kontraksi teratur, sekitar lima menit sekali...aku dah sangat semangat neh, aku mulai mempraktekan latihan pernafasan yang aku pelajari ketika senam hamil. meskipun sudah merasakan kontraksi teratur, aku dan suami masih tetap berusaha untuk tenang, karena filingku mengatakan bahwa bayiku belum akan lahir malam itu, jadi aku dan suamiku memutuskan untuk ke RS bersalin besok paginya,suami terus menenangkan sambil memijat punggung dan pinggulku. jam 1 malam, aku mulai merasakan kontraksi yang mulai kuat, aku dan suami tetap berusaha untuk tenang. namun ibuku berkeras untuk membawaku ke RS malam itu juga, untuk menghidari hal-hal yang tidak diinginkan, mengingat jarak antara rumahku dengan RS lumayan jauh. Akhirnya jadi juga malam itu kami berangkat ke RS...aku suami dan ortuku............bersambung.................

Comments :

1

Wahhh ceritanya kok terputus ? dimana sambunganya :?

Administrator mengatakan...
on 

Posting Komentar